Sabtu, 27 Oktober 2012

Integrasi Pendidikan


 Integrasi Pendidikan
Integrasi berasal dari bahasa Inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan, perpaduan atau penyatuan.[1]. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Jadi, integrasi pendidikan yang dimaksud adalah suatu upaya penyatuan, proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Integrasi ada dua makna dalam tipologi ini. Pertama, bahwa integrasi mengandung makna implisit reintegrasi,  yaitu menyatukan kembali pendidikan sekolah, rumah, dan masyarakat setelah ketiganya terpisah. Kedua, integrasi mengandung makna unity, yaitu bahwa pendidikan sekolah, rumah, dan masyarakat merupakan kesatuan primordial
Keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya perkawinan. Anggota keluarga terdiri dari suami, istri atau orang tua (ayah dan ibu) serta anak. ikatan dalam keluarga tersbut didasarkan kepada kasih sayang antara suami istri yang melahirkan anak-anak. oleh karena itu hubungan pendidikan dalam keluarga adalah didasarkan atas adanya hubungan kodrati antara orang tua dan anak. Keluarga merupakan wadah yang sangat penting di antara individu dan group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama di mana anak-anak menjadi anggotanya[2].
Pendidikan  dalam keluarga dilaksanakan atas dasar kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang murni, yaitu rasa kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sumber kekuatan dan pendorong orang tua untuk  untuk tidak jemu-jemunya membimbing dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan anak-anaknya.
Keluarga sebagai kesatuan hidup bersama mempunyai 7 fungsi yang ada hubungannya dengan kehidupan si anak, yaitu:
a.    Fungsi biologis; yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak; secara biologis anak berasal dari orang tuanya.
b.    Fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang dan rasa aman).
c.    Fungsi sosialisasi; yaitu fungsi keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadian.
d.   Fungsi pendidikan; yaitu keluarga sejak dahulu merupakan institusi pendidikan. Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup secara sosial dan ekonomi di masyarakat. Sekarangpun keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadian anak.
e.    Fungsi rekreasi; yaitu keluarga merupakan tempat/medan rekreasi bagi anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan.
f.     Fungsi keagamaan; yaitu keluarga merupakan pusat pendidikan, upacara dan ibadah agama bagi para anggotanya, di samping peran yang dilakukan institusi agama.
g.    Fungsi perlindungan; yaitu keluarga berfungsi memelihara, merawat dan melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya.
Ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar peranannya bagi kehidupan dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung  jawabnya sebagai seorang pendidik primair/kodrat[3].
 Sekolah
Sekolah sebagai suatu konsep mempunyai dua pengertian, yaitu: a) sekolah dalam arti suatu bangunan dengan segala perlengkapannya sebagai lembaga pendidikan; b) sekolah sebagai proses atau kegiatan belajar mengajar[4].
Fungsi atau peran sekolah pada umumnya adalah:
a.    Mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan.
b.    Memberikan keterampilan dasar.
c.    Sebagai pembantu lingkungan keluarga bertugas mengembangkan pribadi anak didik dengan mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawanya dari keluarga.
d.   Sekolah juga berfungsi sebagai pewaris dan pemelihara kebudayaan; dan sebagai pembaharu kebudayaan.
e.    Sekolah bertugas menyediakan tenaga kerja yang handal yang merupakan “human resources” dalam memenuhi tuntutan zaman yang selalu berubah.
f.     Sekolah bertugas sebagai the agent of social change yaitu pembina kemajuan masyarakat sesuai harapan masyarakat.
g.    Sekolah juga bertugas melayani kepentingan bangsa/negara seperti yang ditetapkan oleh pemerintah, karena pemerintah mengatur segala sesuatu yang menyangkut kepentingan seluruh rakyat dan seluruh bangsa[5].
 Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan orang atau sekelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah dengan tata cara berfikir dan bertindak yang relatif sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai suatu kelompok.
Perlu dipahami bahwa fungsi/peran lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat) itu bukan dari segi “tempat”nya tetapi dari segi “peranan” orang-orang yang ada di lingkungan tersebut. Apakah orang tua dan orang dewasa lain yang ada dalam keluarga itu berperan dalam mendidik dan mengawasi perbuatan anak-anaknya? Jika tidak, berarti anak tersebut tidak berada dalam lingkungan keluarga (meskipun anak tersebut setiap hari ada dalam keluarga); begitu juga pada waktu jam sekolah, apakah guru-guru di sekolah tersebut berperan dalam membimbing dan mengawasi tingkah laku anak muridnya? Jika tidak,berarti anak-anak tersebut tidak berada di lingkungan sekolah.
 Dengan demikian, apabila seoranga anak tidak mendapatkan pendidikan, perhatian, dan pengawasan dari orang tuanya di rumah dan tidak mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari guru-gurunya di sekolah maka berarti anak tersebut berada dalam lingkungan masyarakay, yaitu bimbingan dan pengawasan terhadap tingkah laku dan perbuatan anak tersebut dilakukan oleh petugas-petugas hokum atau pemimpin-pemimpin masyarakat. Oleh karena itu dalam kondisi yang demikian anak tersebut menjadi tanggung jawab lingkungan masyarakat (petugas-petugas hokum, pemimpin-pemimpin formal/informal, serta organisasi-organisasi pemuda berperan untuk membimbing dan mendidik mereka)[6].
Dalam masyarakat akhir-akhir ini terdapat pergeseran pandangan terhadap pendidikan. Kini, masyarakat melihat pendidikan tidak lagi dipandang hanya sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan terhadap perolehan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks sekarang, melainkan dipandang sebagai bentuk investasi[7].


PENUTUP

Kesimpulan
Tujuan pendidikan Nasional yang tercantum dalam Bab II Pasal 3 UU SPN Nomor 20 Tahun 2003; yang berbunyi “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”[8].
Integrasi pendidikan adalah suatu upaya penyatuan, proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Integrasi ada dua makna dalam tipologi ini. Pertama, bahwa integrasi mengandung makna implisit reintegrasi,  yaitu menyatukan kembali pendidikan sekolah, rumah, dan masyarakat setelah ketiganya terpisah. Kedua, integrasi mengandung makna unity, yaitu bahwa pendidikan sekolah, rumah, dan masyarakat merupakan kesatuan primordial.


[1] Ensiklopedi Wikipedia, Makna Integrasi, http://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosial, diakses pada tanggal 17 Juni 2012
[2] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1982), hlm.103
[3] Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), hlm.21-24
[4] Alisuf Sabri,…hlm.26
[5] S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm.14
[6] Alisuf Sabri,…hlm.30
[7] A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Fajar Dunia, 1999), hlm.76
[8] Alisuf Sabri,…hlm.46