Rabu, 12 Januari 2011

BAHAN PELAJARAN UNTUK UAS MANTIK LOGIKA

Kelompok Mantiq                 1

1.      Sebutkan metode berfikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru yang benar. Berilah contohnya!
2.      Dalam aktifitas berfikir kita tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika disebut asas berfikir, sebutkan macam-macam asas berfikir!
3.      Ilmu dan pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda dan mendasar, apa pengertian ilmu dan pengetahuan, berilah contoh masing-masing!
4.      Apa pengertian definisi menurut logika ilmu mantiq, sebutkan macam-macamnya serta buatlah contohnya masing-masing!
5.      Tuliskan 10 contoh makna nadzory bagi anda
jawaban
 


1.      Metode Berfikir terdapat ada dua :
a.       Berfikir Induksi adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat khusus atau individual. Contoh :
Tumbuhan membutuhkan air
Binatang membutuhkan air
Manusia membutuhkan air
jadi :
Semua makhluk hidup membutuhkan air.
b.      Berfikir Deduksi adalah cara berfikir yang merupakan kebalikan dari penalaran induksi, yaitu dari pernyataan yang bersifat umum menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Contoh :
Semua logam jika dipanaskan memuai
Tembaga adalah logam
jadi :
Tembaga apabila dipanaskan memuai.
2.      Macam-macam azas berfikir :
a.       Azas identitas (Principium identitas atau disebut qanun daztiyah) ia adalah dasar dari semua fikiran dan bahkan azas pemikiran yang lain. Kita tidak dapat berfikir tanpa azas ini, prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan lainnya.
b.      Azas Kontradiksi (Principium contradicturis, Qonun Tanaqub)
c.       Azas Penolakan Kemungkinan Ketiga (Principium exclusi tertii, Qonun Imtina’) azas ini adalah bahwa antara pengakuan dan peningkatan merupakan pertentangan mutlak karena itu disamping tidak mungkin benar keduanya juga tidak mungkin benar keduanya.
3.      Pengertian Ilmu dan Pengetahuan
-          Ilmu adalah Persepsi (dugaan) atau pengamatan tentang sesuatu obyek yang didasari oleh keyakinan atau keraguan. Pengamatan itu bisa sesuai dengan kenyataan bisa juga tidak sesuai.
-          Pengetahuan adalah hasil dari aktifitas mengetahui yakni tersingkapnya suatu kenyataan kedalam jiwa hingga tidak adanya keraguan.
Perbedaan antara Ilmu dan Pengetahuan :
-          Ilmu adalah hal yang membutuhkan pembuktian dan penelitian, sedangkan Pengetahuan tidak.
-          Ilmu sifatnya lebih umum dan sistematis, sedangkan pengetahuan merupakan campuran kenyataan yang terpisah-pisah dan merupakan fakta khusus yang tidak ada hubungannya sama sekali.
-          Ilmu mempergunakan berbagai macam cara dan akat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dan tepat sedangkan pengetahuan tergantung kepada pengamatan yang tidak metodis.
4.      Definisi adalah memahami tentang hakikat sesuatu dengan menyebutkan segala unsure yang dicakupnya dan membuang unsure yang tidak termasuk di dalamnya.
Ø  Definisi Esensial : yaitu definisi yang lebih tinggi martabatnya dibandingkan dengan definisi yang lain. Contoh : Aristoteles medefinisikan manusia adalah hewan yang berfikir
Ø  Definisi Eksidentil : yaitu definisi yang lebih rendah martabatya (mutunya) dari definisi esensial, definisi ini tersusun dari jenis dan sifat khusus. Contoh : Manusia hewan yang mempunyai kesanggupan
Ø  Definisi Nomonal : yaitu menjelaskan pengertian sesuatu dengan istilah yang lebih populer dan umum dikenal orang. Contoh : Arca dengan patung, nirwana dengan surga, momok dengan hantu.
Ø  Definisi dengan Misal, contoh : menjelaskan kata Ahmad sebagai pokok kalimat menjadi Ahmad membaca AL-Qur’an.
5.      10 kata nadhori :  dalam penggunaannya, kata nadhori bersifat relatif, yakni tergantung dari siapa yang mengartikan dan memakainya. 10 kata nadhori bagi saya ialah : Imonologis, Kredibel, Advisor, Visioner, Intuisi, Lanskap, Introvert, extrovert, technophobe, aksesibilitas.

Kelompok Mantiq                 2

1.      Sebutkan dan jelaskan hakikat pengetahuan dalam persepsi Ahli Kalam baik kalangan Asyariyah maupun Mu’tazilah yang hidup abad VII s/d X?

2.      Apa maksud dari makna konotasi dan denotasi, batasan-batasannya serta berilah contoh masing-masing?
Denotasi adalah nama atau tanda dari suatu benda atau sejumlah benda yang ditunjukkan oleh term. Contoh: manusia, makna denotasinya: binatang yang berfikir.
Sedang konotasi ialah kualitas atau karakteristik dari suatu benda atau suatu benda yang ditunjukkan oleh sebuah term sehingga term itu tidak bisa lagi digunakan untuk benda yang lain. Contoh: manusia makna konotasinya: Ali, Muhammad, Khaidar, Dhowi.
Batasan-batasannya adalah:
·         Jika denotasi bertambah, konotasi berkurang
·         Jika denotasi berkurang, konotasi bertambah
·         Jika konotasi bertambah, denotasi berkurang
·         Jika konotasi berkurang, denotasi bertambah

3.      Apa pengertian dari proposisi, sebutkan macam-macamnya dan berikan contohnya?
Proposisi (keterangan)adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Macam-macam proposisi:
a.       Dilihat dari bentuknya: tunggal dan majemuk
Tunggal: kuda adalah hewan
Majemuk: M. Yamin adalah seorang ahli ahli hokum dan sastrawan.
b.      Dilihat dari sumbernya: analitik dan sintetik
Analitik: mangga adalah buah-buahan
Sintentik: papaya ini manis
c.       Dilihat dari kualitasnya: afirmatif dan negative
Afirmatif: manusia adalah mortal
Negative: semua gajak bukanlah semut
d.      Dilihat dari hubungannya: kategori dan kondisional
Kategori: bumi berputar pada sumbunya
Kondisional: jika ia dating saya pergi

4.      Apa pengertian Silogisme Kategorik, sebutkan hokum-hukumnya dan berilah contoh Silogisme Kategorik tentang hakikat alam yang dibuat Ahli Kalam?
Silogisme adalah suatu bentuk penarikan konklusi secara deduktif atau tak langsung.
Hokum-hukum siligisme:
a.       Apabila salah satu premis particular maka kesimpulan harus particular
Contoh:     semua yang halal dimakan menyehatkan
                  Sebagian makanan tidak menyehatkan
                  Jadi, sebagian makanan tidak halal dimakan
b.      Apabila salah satu premis negative, kesimpulan harus negative
Contoh:     semua koruptor tidak disenangi
                  Sebagian pejabat adalah korupsi
                  Jadi, sebagian pejabat tidak disenangi
c.       Apabila dua premis yang sama-sama particular tidak sah diambil kesimpulan
Contoh:     beberapa politikus tidak jujur
                  Banyak cendikiawan adalah politikus
Jadi, banyak cendikiawan tidak jujur (kesimpulan ini tidak menghasilkan kebenaran yang pasti)
d.      Dari dua premis yang sama-sama negative tidak akan menghasilkan kesimpulan apapun
Contoh:     kerbau bukan bunga mawar
                  Kucing bukan bunga mawar
                  …..?
Silogisme kategorik tentang hakikat alam
            Semua yang diciptakan Tuhan adalah baru
            Bumi adalah ciptaan Tuhan
Jadi, bumi adalah baru

5.      Sebutkan syarat-syarat membuat Definisi?
a.       Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang didefinisikan.
b.      Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan.
c.       Definisi tidak boleh menggunakan kata yang menjadi sinonmnya.
d.      Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negative.




Kelompok Mantiq                 3

1.      Mengapa orang membutuhkan logika padahal dia telah memiliki kemampuan berfikir?
2.      Buktikan dengan contoh bahwa logika material dapat berfungsi sebagai penguji kebenaran pengetahuan yang didapat melalui penalaran deduktif
3.      Buatlah contoh definisi esensial menurut semua tokoh ilmu kalam tentang al-qur’an
4.      Sebutkan pengertian dari semua macam-mcam proposisi dan berikan contohnya masing-masing
5.      Sebutkan teknik-teknik eduksi
jawaban
 


1.      Karena agar terhindar dari pemikiran-pemikiran atsu metode-metode yang salah, palsu, dan menyesatkan atau agar dapat terlepas dari kebingungan dari kesalahan berfikir sehingga akan menghasilkan kembali kepada nilai-nilai kebenaran. Selain itu logika juga mambantu manusia berfikir lurus, efesien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghidari kekeliruan. Dalam berfikir dan bertindak manusia tidak terlepas dari prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berfikir benar, lepas dari pelbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang. Karena itu mendidik manusia bersifat obyektif, tegas dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala urusan dan tempat.
2.      Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penalaran deduktif kadang disebut logika deduktif adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Pembuktian melalui deduksi adalah sebuah jalan pemikiran yang menggunakan argumen-argumen deduktif untuk beralih dari premis-premis yang ada, yang dianggap benar, kepada kesimpulan-kesimpulan, yang mestinya benar apabila premis-premisnya benar.
Contoh klasik dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah
Semua manusia fana (pasti akan mati). (premis mayor)
Sokrates adalah manusia. (premis minor)
Sokrates pasti (akan) mati. (kesimpulan)
Contoh lain :
Penalaran deduktif didukung oleh logika deduktif.
Misalnya:
Apel adalah buah.
Semua buah tumbuh di pohon.
Karena itu semua apel tumbuh di pohon.
Atau
Apel adalah buah.
Sebagian apel berwarna merah.
Karena itu sebagian buah berwarna merah.
Premis yang pertama mungkin keliru, namun siapapun yang menerima premis ini dipaksa untuk menerima kesimpulannya.
Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif.
Deduktif
Induktif
Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar.
Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.

3.      Para ulama berbeda pendapat tentang hakikat Al-Qur’an.
Imam al-Gazali (2) dalam kitab al-Mustasfa min ‘Ilm al-Usul (suatu kitab yang membahas masalah-masalah usul fikih) menjelaskan bahwa hakikat Al-Qur’an adalah kalam yang berdiri pada Zat Allah SWT, yaitu salah satu sifat di antara sifat-sifat Allah SWT yang kadim (tidak bermula). Menurut mutakalimin (ahli teologi Islam), hakikat Al-Qur’an ialah makna yang berdiri pada Zat Allah SWT.
Adapun menurut golongan Muktazilah (3), ha­kikat Al-Qur’an adalah huruf-huruf dan suara yang diciptakan Allah SWT yang setelah berwujud lalu hilang dan lenyap. Dengan pendapat ini kaum Muktazilah memandang Al-Qur’an sebagai makhluk (ciptaan) Allah SWT. Karena itu, Al-Qur’an bersifat baru, tidak kadim.


4.      a. Dilihat dari bentuknya, tunggal dan majemuk.
Proposisi tunggal adalah proposisi yang hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh: manusia adalah mikrokosmos.
Proposisi majemuk ialah proposisi yang tersusun lebih dari satu pernyataan.
Contohnya: kreativitas bersifat multidimensi, menggabungkan unsur fisik, mental, spiritual dan teologis. Ini sama dengan 4 oposisi:
Menggabungkan unsur fisik.
Menggabungkan unsur mental.
Menggabungkan unsur spiritual.
Menggabungkan unsur teologis.
b. Dilihat dari sumbernya, proposisi terbagi menjadi dua:
Proposisi analitik: proposisi yang predikatnya memepunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya. Contohnya: Al-Quran adalah sebuah bacaan.
Proposisi sintetik: proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya. Contoh: kecerdasan verbal merupakan kecerdasan yang tinggi dalam belajar.
Kata kecakapan pada proposisi “kecerdasan verbal merupakan kecakapan yang tinggi dalam belajar”, pengertiannya belum terkandung pada subyeknya, yaitu kecerdasan verbal. Jadi, kecakapan merupakan pengetahuan baru yang benar salahnya dapat diketahui melalui pengalaman.

c. Dilihat dari kualitanya, proposisi terbagi menjadi dua:
Proposisi afirmatif: proposisi yang kata penghibungnya selalu bersifat membenarkan adanya persesuaian hubungan subyek dengan predikat. Contoh: percaya kepada Allah merupakan kemenangan hidup. Tempat tawakal adalah hati.
Proposisi negative: proposisi yang kata penghububngnya menyatakan bahwa antara S dan P tidak ada hubungan sama sekali. Contoh: metode sufistik untuk memperoleh pengethuan yang sejati adalah dengan berbagai pengalaman, bukan berbagai pengetahuan.
d. Dilihat dari hubungannya, terbagi menjadi dua:
Proposisi kategori: proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat. Contoh: bumi berputar pada sumbunya, Hasan sedang sakit, sebagian manusia adalah bijaksana.
 Pada proposisi ini kata penghubung menghubungkan dua term.
Proposisi kondisional: proposisi yang bagian-bagiannya bergantung pada bagian yang lain. Sifat pembenaran antara S dan P didasari atas syarat tertentu.
Contoh: “ maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”
• Kondisional hipotesis: hipotetik yang berisi hubungan sebab akibat.
Contoh: jika seseorang telah beriman dalam hatinya, ia tetap dianggap mukmin walaupun menampakkan tingkah laku kafir.
• Proposisi kondisional disjunctive: proposisi yang berisikan pernyataan alternative. Kedua bagian tersebut dihubungkan dengan kata penghubung “atau” dan yang searti denganya
• Contoh: kognitif meliputi pengetahuan atau yang mencakup kecakapan bahasa.
5.      Contoh:
semua manusia cerdik (a)
Tak ada manusia cerdik (e)
Sebagian manusia cerdik (i)
Sebagian manusia tidak cerdik (o)
Cara untuk membuat proposisi diatas maka berlakulah rumus:
No Lambang Permasalahan Rumus Contoh
1)      A Meliputi menegas Semua S adalah P Semua mahasiswa terdidik
2)      E Meliputi menindak Semua S bukan P Semua pemalas akan gagal
3)      I Membagi-menegas Sebagian S = P Sebagian karyawan didiplin
4)      O Membagi-menindak Sbagian S = P Sebgian kondektur tidak ramah

Kelompok Mantiq                 4

1.      Apakah logika mempelajari semua kegiatan berfikir?
2.      Sebutkan dua jalan untuk mendapatkan pengetahuan, jelaskan hubungan kedua jalan tersebut
3.      Sebutkan unsure-unsur yang harus dipenuhi dalam membuat definisi, buatlah contohnya
4.      Sebutkan tokoh logika yang diberi julukan bapak logika pertama dan kedua
5.      Mengapa dalam ilmu logika kita mempelajari klasifikasi dan dikotomisasi
jawaban
 


1.    Sarana berpikir ilmiah digunakan sebagai alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode-metode ilmiah. “Sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah pada dasarnya ilmu menggunakan penalaran induktif dan deduktif, dan sarana berpikir ilmiah tidak menggunakan cara tersebut. Berdasarkan cara mendapatkan pengetahuan tersebut jelaslah bahwa sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan sarana ilmu yang berupa : bahasa, logika, matematika, dan statestika”. Sedangkan “fungsi sarana berfikir ilmiah adalah untuk membantu proses metode ilmiah, baik secara deduktif maupun secara induktif.
Kemampuan berpikir ilmiah yang baik sangat didukung oleh penguasaan sarana berpikir dengan baik pula. Maka dalam proses berpikir ilmiah diharuskan untuk mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah menyadarkan diri kepada proses metode ilmiah baik logika deduktif maupun logika induktif. Ilmu dilihat dari segi pola pikirnya merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif.
2. Menurut Thomas, ada dua cara atau jalan untuk dapat memperoleh pengetahuan. Dua jalan itu adalah; yang pertama reasons (pikir) manusia yang berpuncak pada Allah; dan jalan yang kedua, yaitu iman, yang merupakan penerimaan dari pewahyuan Allah.  Dalam arti ini dapat kita katakan bahwa kebenaran ajaran Tuhan harus diterima dengan iman. Dengan iman pengetahuan tentang kebenaran dan sumber pengetahuan memiliki eksistensinya dari sumber kebenaran itu sendiri,  yaitu sejauh ide-ide Tuhan itu memasuki pikiran manusia dengan penerangan ilahi. Yang oleh Thomas Aquinas adalah milik Tuhan. Dikatakan bahwa pengenalan pengetahuan  terhadap dunia material atau dunia obyek-obyek itu sendiri merupakan suatu aspek dari pengetahuan dan pengenalan yang diperoleh atau merupakan hasil daya tangkap akal budi, yang melaluinya sumber pengetahuan itu di dapat. Artinya bahwa pikiran manusia dapat memperoleh pengetahuan lewat pengenalannya dengan obyek-obyek dan fenomen-fenomen yang nampak nyata dalam realitas yang dihadapi atau yang ditemuinya. Sebab dengan sendirinya pikiran dapat mengetahui obyek-obyek atau fenomen-fenomen tersebut melalui obyek-obyek yang sedang bertumbuh dan yang sementara berjalan atau bergerak. Artinya semua hal yang umum itu nampak dan dapat dilihat oleh panca indera melalui fakta-fakta konkrit, yang sungguh-sungguh riil dan nampak dalam hal-hal yang khusus.
3. Unsur-unsur yang harus di penuhi dalam membuat Definisi (Ta'rif)
Setiap definisi bergantung pada kulli yang digunakan. Ada lima kulli yang digunakan untuk mendefinisikan majhul tashawwuri (biasa disebut "kulliyat khamsah"). Lima kulli itu adalah:
[1] Nau' (spesies)
[2] jins (genius)
[3] fashl (diferentia)
[4] 'aradh 'aam (common accidens)
[5] 'aradh khas (proper accidens)
Pembahasan tentang kulliyat khamsah ini secara detail termasuk pembahasan filsafat, bukan pembahasan mantiq.
1.      Had Tâm, adalah definisi yang menggunakan jins dan fashl untuk menjelaskan bagian-bagian dari esensi yang majhul. Misal: Apakah manusia itu? Jawabannya adalah "Hewan yang berpikir (natiq)". "Hewan" adalah jins manusia, dan "berpikir" adalah fashl manusia. Keduanya merupakan bagian dari esensi manusia.
2.      Had Nâqish, adalah definisi yang menggunakan jins saja. Misal: "Manusia adalah hewan". Hewan adalah salah satu dari esensi manusia.
3.      Rasam Tâm, adalah definisi yang mengunakan 'ardh khas. Misal: "Manusia adalah wujud yang berjalan, tegak lurus dan dapat tertawa". "Maujud yang berjalan", "tegak lurus" dan "tertawa" bukan bagian dari esensi manusia, tetapi hanya bagian yang eksiden.
4.      Rasam Nâqish, adalah definisi yang menggunakan 'ardh 'âm, misalnya, "Manusia adalah wujud yang berjalan".

4.    Tokoh logika yang diberi julukan bapak logika pertama dan kedua !
Logika pertama sekali diperkenalkan sebagai ilmu oleh Aristoteles dan kemudian di sebarkan kepada pengikutnya sampai kemudian masuk ke dunia islam. Menurut bukunya Richard B.Angel “Reasoning and Logic” , Aristoteles sendiri meninggalkan enam buah buku khusus yang membicarakan ilmu logika ini yang oleh murid-muridnya diberi nama “Organon”. Keenam buku tersebut adalah Categoriae (mengenai pengertian-pengertian), De Interpretatiae (Mengenai keputusan-keputusan) Analitica Priora (mengenai silogisme) Analitica Posteriora ( Mengenai pembuktian) Topika (mengenai berdebat) dan De Sophisticis Elenchis (mengenai kesalahan-kesalahan berpikir).
Adalah Theoprostus yang kemudian mengembangkan ilmu logika Aristoteles itu dan sekaligus menyebarkannya sampai dikemudian hari masuk kedalam dunia islam. Didunia islam, ilmu logika ini tidak diterima begitu saja dengan mulus, tapi direspon dengan berbagai macam pendapat oleh tokoh-tokoh islam terkemuka. Ibnu Salih dan Imam Nawawi misalnya, mereka sangat menentang penggunaan ilmu logika. Penentangan mereka itu bukan hanya sebatas menentang tidak setuju atau tidak sepakat tapi jauh lebih keras dari itu. Penentangan mereka sampai kepada mengharamkan ilmu logika untuk digunakan didalam dunia islam.
5.    Mengapa dalam Ilmu Logika kita mempelajarai klasifikasi dan dikotomi ?
Karena ilmu logika adalah ilmu yang memberikan aturan-aturan berfikir valid, artinya ilmu yang memberikan prinsip-prinsip yang harus diikuti supaya dapat berfikir valid.
Sehingga salah satu yang dipelajarinya yaitu klasifikasi dan dikotomi karena menyangkut tentang bagaimana kita berfikir untuk mengelompokkan sesuatu yang sesuai dengan lingkungan dan jenisnya.
Klasifikasi adalah pengelompokkan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda menurut spesiesnya. Atau membagi sebuah jenis kepada seluruh lingkungan golongan yang berada di bawah lingkungan jenis itu.
Tujuan pengelompokkan ini tidak lain agar kita mudah dalam berhubungan dengan benda tersebut. mengelompokkan dalam kehidupan sehari-hari terbiasa kita lakukan
Sedangkan dikotomi merupakan salah satu metode membuat pembagian. Dikotomi membagi genera kepada spesia yang dicakupnya dengan cara mengelompokkan menjadi dua golongan yang dibedakan atas ada dan tidak adanya kualitas tertentu. Setiap jenis hanya dibagi ke dalam dua golongan saja yaitu penegasan yang berisikan tentang lingkungan yang betul-betul telah diketahui dan peniadaan yang mencakup lingkup selain penegasan. Contohnya membagi binatang dalam bernafas menjadi:
a.       Binatang dengan insang
b.      Binatang tidak dengan insang


Kelompok Mantiq                 5

1.      Berilah contoh satu sef penalaran induktif dan satu sef penalaran deduktif dalam ilmu kalam dan ilmu fiqih
2.      Sebutkan keuntungan dari penalaran deduktif
3.      Sebutkan macam-macam logika dan jelaskan pengertian masing-masing
4.      Kapankah suatu pernyataan itu disebut benar?
5.      Apa pengertian dari definisi dan sebutkan unsure-unsur, macam-macamnya dan berikan contoh masing-masing menurut mantiq
jawaban
 


1.      Contoh satu sef penalaran induktif dan deduktif dalam ilmu kalam dan ilmu fiqih
v  Penalaran deduktif
a.    Ilmu kalam
Mu’tazilah berpendapat mengenai perbuatan manusia, mereka meyakini bahwa manusia benar-benar bebas menentukan pilihan perbuatannya baik atau buruk. Manusia menurut mu’tazilah melakukan dan menciptakan perbuatannya sendiri terlepas dari kehendak dan kekuasaan Tuhan.
b.    Ilmu fiqih
Sebab-sebab mewarisi ada dua, yakni sebab-sebab yang disepakati dan sebab-sebab yang diperselisihkan. Sebab-sebab yang disepakati adalah adanya kekerabatan, pernikahan dan wala’ (memerdekakan budak atau hamba sahaya). Sedangkan sebab-sebab yang dipeselisihkan adalah baitul mal dan perwalian.
v  Penalaran induktif
a.    Ilmu kalam
Ajaran tauhid, Al-‘adl, Al-wa’ad dan Al-Wa’id, Al-manzilah baina Al-Manzilatain, dan Amr ma’ruf wa nahyi munkar, kelima ajaran tersebut merupakan ajaran yang diyakini oleh golongan mu’tazilah.
b.    Ilmu fiqih
Adanya Al-Muwarrits (orang yang mewarisi), Al-Warits (orang yang mendapat warisan), serta adanya Al-Mauruts (harta warisan), ketiga hal itu merupakan yang harus ada dalam masalah pewarisan, oleh sebab itu 3 hal tadi dinamakan dengan rukun-rukun waris
2.      Keuntungan dari penalaran deduktif
a.       Kesimpulan yang didapatkan sudah pasti benar
b.      Kesimpulan yang didapatkan tidak diragukan lagi kepastian benarnya
c.       Tidak ada pendapat lain yang dapat menyanggah kesimpulan yang didapat
3.      Macam-macam logika dan pengertiannya masing-masing
Logika terbagi 2 yaitu :
a.       Logika alamiah
Adalah kinerja akal budi manusia yang berfikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecendrungan yang bersifat subyektif. Kemampuan logika ini ada semenjak lahir.
b.       Logika ilmiah
Adalah suatu ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya logika ilmiah ini akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat dan teliti. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan dan kesalahan dalam berfikir 
4.      Kapan suatu pernyataan disebut benar?
Pernyataan disebut benar apabila :
1.      Sesuai dengan kenyataan yang ada
2.      Didukung oleh fakta
3.      Merupakan suatu realitas
4.      Diperoleh dari pengalaman atau pengamatan melalui panca indera manusia.
5.      Sesuatu dianggap benar jika berfungsi secara praktis oleh manusia
6.      Pernyataan dianggap benar apabila sejalan dengan pengetahuan, teori atau proposisi yang memang benar adanya.
5.      Apa pengertian definisi, sebutkan unsur-unsurnya dan jenis-jenisnya serta berikan contoh !
§   Pengertian definisi
Menurut bahasa adalah memperkenalkan, memberitahukan secara jelas dan terang mengenai sesuatu.
Menurut istilah adalah perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat yang menerangkan apa sebenarnya suatu hal sehingga dengan jelas dapat dimengerti dan dibedakan dari semua hal yang lain.
§   Unsur-unsur definisi
a.       Defindium      : kata yang dijelaskan
b.      Definisi          : ungkapan penjelas
c.       Definiens        : pengertian yang ke-1 dan ke-2
§   Macam-macam definisi
                                 I.          Definisi esensial (الحد) terbagi 2:
a.         الحد التام  (definisi sempurna), yakni tersusun dari jenis terdekat dan ada sifat pemisah.
Contoh : manusia adalah binatang berfikir
b.        الحد الناقص (definisi tak sempurna), yakni tersusun dari jenis yang jauh atau menyebutkan pemisahnya saja.
Contoh : manusia jasad yang berfikir, atau manusia adalah yang berfikir
                              II.          Definisi eksidentil (الرسم) terbagi 2:
a.         الرسم التام definisi yang lebih rendah tingkatannya. Terdiri dari jenis terdekat dan sifat khusus.
Contoh: manusia adalah hewan yang mempunyai kesanggupan mempelajari bahasa.
b.        الرسم الناقص tersusun dari jenis tertinggi dan sifat umum.
Contoh: bangsa adalah kelompok makhluk yang memiliki watak-watak sosial tertentu
                                       III.            Definisi nominal, menjelaskan pengertian sesuatu dengan istilah yang lebih populer dan dikenal oleh orang banyak.
Contoh: Arca adalah patung, nirwana adalah surga

Kelompok Mantiq                 6

1.      Tunjukkan perbedaan antara generalisasi dan analogi serta berikan dua contoh penyimpulan dengan menggunakan teknik generalisasi dan analogi
2.      Coba anda jelaskan perbedaan pandangan antara al-ghazali dan Ibn Rusyd tentang kausalitas
3.      Apakah yang dimaksud dengan Pos Hoc propter hoc. Berilah sebuah contoh
4.      Apakah fungsi terori bagi pengar bangar ilmu pengetahuan
5.      Buatlah contoh silogisme kategorik tentang hakikat alam dan hakikat tuhan
jawaban
 


1.      Generalisasi yaitu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena yang belum diselidiki.
Contoh 1 :
·         Mahasiswa UIN.....disiplin
·         Mahasiswa UIN.....disiplin
·         Mahasiswa UIN.....disiplin
·         Jadi, semua mahasiswa UIN disiplin
Contoh 2 :
·         Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik
·         Zaskia sungkar adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik
·         Jadi, semua bintang iklan berparas cantik
  1. Ibnu Rusyd menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang ada tanpa sebab. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini tak lepas dari kuasa hukum kausalitas (sebab-akibat). Konsep Ibnu Rusyd nampak sederhana dan sangat rasional, sehingga banyak dianut oleh hampir seluruh filosof. Karena Ibnu Rusyd menempatkan akal sebagai suatu sumber ilmu penegtahuan yang sempurna. (SEBAB + AKIBAT = PASTI)
Bantahan al-Ghazali terhadap kepastian hukum sebab-akibat.
Karena kepastian bentuk hubungan sebab-akibat itu tidak dapat dibuktikan secara empiris, yang ada hanya pengalaman bahwa setiap ada sebab biasanya diikuti dengan akibat. Jika sebab-akibat itu pasti, ini akan membatasi kekuasaan Allah, dan jika demikian berarti hukum-hukum ala mini berjalan sendiri tanpa peranan langsung Allah. Dan bertentangan dengan firman Allah bahwa apabila Allah ingin menjadikan sesuatu, maka sesuatu itu akan terjadi tanpa ada mewajibkan sebab terlebih dahulu. (SEBAB + AKIBAT = TIDAK PASTI)
  1. Post hoc propter hoc adalah kekeliruan terjadi dikalangan orang-orang yang tidak cermat dalam berpikir. Post hoc propter hoc disingkat menjadi post hoc yang kadang-kadang disebut juga sebagai salah menyebabkan, korelasi kebetulan, atau korelasi tidak sebab akibat.
Contoh : Setelah tadi malam ia bermalam di rumah ini, pemilik rumah ini kehilangan uang sebesar satu juta. Jadi ialah pencurinya
  1. Sebelum apa fungsi teori mesti terlebih dahulu mengetahui apa itu Teori, teori ialah interpretasi dari fakta-fakta dan bukan pemikiran deduktif, semua penalaran, juga pemikiran intelek kita, adalah merupakan penyusunan dari teori. Jadi fungsi teori bagi ilmu pengetahuan adalah untuk memperkuat, memperjelas, menambah argument dari yang kita ucapkan maupun tertulis karna sudah di buktikan akan kebenaran nyakarna  teori tersebut merupakan dari interpretasi dari fakta-fakta, sehingga awal nya hanya ilmu tasahur dapat berkembang menjadi tashdiq dan dari nazori menjadi badhi.

  1. Cotoh silogisme kategorik tentang hakikat alam:
-            Setiap makhluk pasti rusak (fana)
-            Alam semesta adalah makhluk
-            Alam semesta pasti rusak
Contoh silogisme kategorik tentang hakikat Tuhan:
-            Pencipta alam bersifat qadim
-            Tuhan pencipta alam
-            Tuhan bersifat qadim.

Kelompok Mantiq                 7

1.      Apakah perbedaan antara teori dan hipotesis
2.      Sebutkan beberapa patokan untuk menguji kebaikan suatu teori
3.      Uraikan dengan jelas tahap-tahap metode ilmiah
4.      Sebutkan macam-macam generalisasi dan berilah contohnya masing-masing serta sebutkan beberapa aspek untuk menguji keterpercayaan kebenaran generalisasi
5.      Apakah yang dimaksud dengan analogi logis dan analogi deklaratif, sebutkan ayat-ayat al-Qur’an yang bisa dijadikan contoh analogi. Jelaskan
jawaban
 


  1. teori adalah hipotetis yang sudah disertai fakta, hipotetis adalah teori yang belum disertai fakta,
setiap teori dimulai dari hipotesa (anggapan dasar) hipotesa juga ditetapkan berdasarkan fakta. Tetapi kebenarannya telah teruji dengan bahasa kasar teori juga mencakup hipotesis.
  1. – relevansi : hipotesis harus relevan dengan fakta yang hendak dijelaskan hipotesis harus bias diambil kesimpulan nya secara deduktif dengan fakta-fakta yang menjadi permasalahan.
-          sesuai dengan hipotesa yang telah diterima sebagai pengetahuan yang bear: hipotesa tidak akan bertahan jika tidak cocok dengan pengetahua manusia yang menyakinkan,
-          mempunyai daya ramal: hipotesis yang baik bukan hanya bisa mendeskrifsikan fakta-fakta. Tapi interpretasinya mampu menjelaskan fakta-fakta sejenis yang tidak diketahui sebelumnya
3.      Menentukan masalah
Penentuan masalah sesuaikan dengan bidang yang dikuasai sehingga cukup kemampuan dan minat untuk melakukan Penelitian

Melakukan hipotesa
Jawaban yang diperkirakan atas masalah yang dirumuskan. Benar tidaknya akan nampak pada kesimpulan penelitian Sebagai arah atau pegangan terhadap kegiatan penelitian Pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua variable atau lebih. Analisis berarti melakukan kajian untuk mengenali struktur suatu fenomena Fenomena , atau masalah, atau gejala adalah sesuatu yang dapat kita lihat, atau alami, atau rasakan Persoalan merupakan suatu fenomena yang kehadirannya tak dikehendaki. Penyelesaian persoalan  pada hakekatnya adalah suatu usaha dan tindakan untuk menghilangkan persoalan tersebut. Struktur suatu fenomena adalah unsur-unsur pembentuk fenomena (bisa berupa benda ataupun proses/kejadian) dan hubungan saling pengaruh (pola keterkaitan) yang ada diantara unsur-unsur pembentuk fenomena tersebut.
Mengumpulkan data
            Mengumpulkan data bisa dilakukan dengan beberapa metode, diantara ialah, survai, kwesioner, wawancara dan literatus study ( majalah, buku dll ).
Analisis
            Analisa dilakukan dengan prosedur tertentu, yaitu pemilihan data, penyederhanaan, klasifikasi, korelasi analogi dan silogisma.
Fakta
Kesimpulan hasil penelitian yang merupakan jawaban masalah yang diteliti.
Laporan Penelitian
            Ini merupakan bagian akhir dari sebuah penelitian yang secara sistematis bisa dipahami sebagai laporan penelitian untuk dilakukan pelanjutan kebenarannya.

  1. generalisasi terbagi menjadi dua, yaitu generalisasi sempurna dan generalisasi tidak sempurna, contoh generalisasi sempurna, kita menyelidiki jumlah hari dalam seluruh bulan masehi. Setelah kita teliti mulai dari bulan januari sampai bulan desember jumlah hari tidak lebih dari 31. maka berdasarkan hasil penelitian ini kita dapat menyimpulkan bahwa “ jumlah hari dalam bulan masehi tidak lebih dari 31 hari”,
contoh generalisasi tidak sempurna, setelah kita menyelidiki sebagian bangsa yang suka gotong royong. Kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong royong, generalisasi ini sifatnya tidak sempurna.
  1. analisis logis :analogi yang disusun berdasarkan persamaan principal yang ada pada dua buah fenomena. Kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Bentuk argument sebagaimana generalisasi tidak pernah menghasilkan kebenaran yang pasti
analisis deklaratif: merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum diketahui atau masih samara dengan sesuatu yang sudah di kenal.
Ayat alquran yang menjadi contoh analogi :

Kelompok Mantiq                 8

1.      Mu’tazilah menyusun silogisme disjungtif tentang pelaku dosa. Jika pelaku doas bukan mukmin dan bukan kafir maka ia berada diantara dua kedudukan yaitu fasiq. Coba anda buat menurut Asy’ariyah dan Maturidiyah
2.      Apakah yang dimaksud dengan sebab yang mesti dan sebab yang melahirkan. Mengapa Allah disebut prima causa?
3.      Sebutkan macam-macam penjelas dengan contoh-contoh yang berkaitan dengan ilmu agama
4.      Ukuran-ukuran apa sajakah yang bisa kita gunakan unt menilai/menguji suatu hipotesis.
5.      Dalam proses untuk menemukan pengethuan baru ada beberapa langkah yang saling berkaitan. Sebutkan!
jawaban
 


Kelompok 8
1.      Pelaku dosa menurut Asy’ariyah. Terhadap pelaku dosa besar, agaknya al-asy’ari, sebagai wakil ahl-as-Sunah, tidak mengkafirkan orang-orang yang sujud ke baitullah (ahl-al-qiblah) walaupun melakukan dosa besar, seperti berzina dan mencuri. Menurutnya, mereka masih tetap sebagai orang yang beriman dengan keimanan yang mereka miliki, sekalipun berbuat dosa besar. Akan tetapi jika dosa besar itu dilakukannya dengan anggapan bahwa hal ini dibolehkan (halal) dan tidak meyakini keharamannya, ia dipandang telah kafir. Adapun balasan di akhirat kelak bagi pelaku dosa besar, apabila ia meninggal dan tidak sempat bertaubat, maka menurut al-asy’ari, hal itu bergantung pada kebijakan Tuhan Yang Maha Esa berkehendak mutlaq. Dari paparan singkat ini, jelaslah bahwa asy’ariyah sesungguhnya mengambil posisi yang sama dengan murji’ah, khususnya dalam pernyataan yang tidak mengkafirkan para pelaku dosa besar.
Pelaku dosa menurut Maturidiah. Maturidiah berpendapat bahwa orang yang berdosa besar tidak kafir dan tidak kekal di dalam neraka walaupun ia mati sebelum bertobat. Hal tersebut karena tuhan telah menjanjikan dan memberi balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatannya. Kekal di dalam neraka adalah balasan untuk orang yang berbuat dosa syirik. Dengan demikian, berbuat dosa besar selain syirik tidak akan menyebabkan pelakunya kekal dalam neraka. Oleh karena itu perbuatan dosa besar selain syirik tidaklah menjadikan seseorang kafir atau murtad.
2.      Mungkin yang bisa jadi petunjuk (bukan bukti) adanya tuhan atau realita transenden yang lebih tinggi dari kita adalah bagaimana kasus sebab akibat terjadi. Sesuatu akan disebabkan sesuatu, sesuatu itu pun disebabkan sesuatu yang lain. Tidak logis kalau hubungan menyebabkan dan disebabkan itu terus berlanjut tanpa henti. Haruslah ada suatu sebab pertama yang pada hakekatnya, untuk bereksistensi maupun menyebabkan suatu obyek lain, pengada ini tidak perlu disebabkan oleh apapun. Inilah “penyebab asal” atau “penyebab utama” yang dalam filsafat disebut “causa prima”. Causa prima ini dapat diartikan sebagai tuhan, Allah, Mother nature, Sang Hyang Widi, sang pencipta dsb.
Causa prima adalah sebuah konsep, yang belum bisa dibuktikan dan masih dalam sebatas konsep semata. Sebaliknya, secara logis kita perlu mempertanyakan konsep causa prima pula. Bagaimana kita bisa menetapkan satu titik awal mutlak, sementara kita tidak bisa melacaknya…? Kita tidak bisa menyebut nol sebagai bilangan terkecil, karena bilangan itu berada dari rentang negative tak terhingga dan positip tak terhingga.
3.      Macam-macam penjelas beserta contohnya yaitu :
F Penjelasan berdasarkan bagian atau faktornya
Contohnya : Jika kita ingin mengetahui tentang “shalat”, maka kita harus menerangkan bahwa shalat itu mempunyai syarat-syarat tertentu. Misalnya : untuk melaksanakan salat kita harus punya wudhu, suci dari hadats dan najis, harus menghadap kiblat, dll.
F Penjelasan berdarsarkan keadaan dan kondisi
Contohnya : Jika kita ingin menjelaskan tentang melaksnakan ibadah haji, bagaimana ia bisa melaksanakan haji kalau tidak pergi ke makkah. Bagaimana ia tidak bisa melaksanakan Qurban kalau tidak ada hewan kurban yang akan di potong, dll.
F Penjelasan berdasarkan hubungan sebab akibat
Contohnya : dengan melaksanakan ibadah Qurban akan mengakibatkan diri kita merasa dekat kepada Allah, dengan menghindari perbuatan syirik akan mengakibatkan keimanan kita terhadap Allah akan semakin kuat. 
F Penjelasan Berdasarkan fungsinya
Contohnya : Fungsi melaksanakan shalat lima waktu diantaranya yaitu :  mendekatkan diri pada Allah swt, mencegah dari perbuatan keji dan munkar, dll.
4.      Posedur pengujian biasa diibaratkan dengan persidangan oleh juri, dimana kebenaran atau dugaan hipotesis diputuskan menurut kaidah pembuktian dan prosedur tertentu, dan diputuskan oleh seorang hakim, dimana ditentukan nasib pelaku kepada siapa dugaan itu dibuat atau teori dari mana hipotesa itu di simpulkan.
Langkah-langkah, dalam pase persidangan itu si ilmuan secara sistematis mempertimbangkan hipotesa :
F Teori awal, dukungan yang sebelumnya, dan langkah-langkah dengan mana hipotesa yang dipertanyakan itu disimpulkan (biasanya diringkas pada bagian “perumusan masalah” dan “tinjauan kepustakaan” laporan penelitiannya.
F Penapsiran, pembentukan skala, instrumentasi, dan langkah-langkah penentuan sample yang dilibatkan untuk melakukan pengamatan individual, maupun langkah estimasi parameter pengukuran dam penarikan sample yang dilibatkan untuk menghasilkan generaslisasi empiris yang relefan (biasanya diringkas pada bagian metode)
5.       Beberapa langkah untuk menemukan pengetahuan baru, diantaranya yaitu :
Metode yang digunakan oleh ilmuwan untuk mengkaji, menemukan atau mengembangkan ilmu pengetahuan.
Metode ilmiah adalah prosedur untuk memeperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Sebagai suatu prosedur atau cara untuk mengetahui, menguji, menemukan, atau mengembangkan ilmu pengetahuan, metode mempunyai langkah-langkah yang sistematis, yaitu :
a.       Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya,
b.      Perumusan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berfikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan,
c.       Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berfikir yang dikembangkan,
d.      Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan, apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak,
e.       Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian, apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima, sekiranya dalam proses pengkajian terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima. Sebaliknya, kalau dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelum serta telah teruji kebenarannya. Pengertian kebenaran disini harus dapat ditafsirkan secara pragmatis, artinya bahwa sampai saat ini belum terdapat fakta yang menyatakan sebaliknya.

Kelompok Mantiq                 9

1.      Ada dua macam probabilitas dalam ilmu logika. 1) probabilitas apriori 2) probabilitas relative frekuensi. Apa pengertian masing-masing probabilitas tersebut. Berikan contoh masing-masing
2.      Asy’ariyah dan maturidiyah mereka mnyusun silogisme hipotetik tentang qadha dan qadar. Jika ketetapan dan pengetahuan tuhan kasyfi qodim, maka manusia mmpunyai otoritas. Ketetapan dan pengethuan tuhan kasyfi dan qodim jadi manusia mempunyai otoritas. Jika manusia tidak mmpunyai otoritas maka tuhan zhalim, manusia mempunyai otoritas, jadi tuhan adil. Coba anda buat silogisme hipotetik tentang qadha dan qadar yang disusun oleh Asyariyah dan Maturidiyah
3.      Generalisasi dalam logika ada dua macam, ada yang sempurna dan tidak sempurna. Apa maksud dari dau generalisasi tersebut berikut contohnya, kenapa p[ara peneliti lebih banyak menggunkan generalisasi yang tidak sempurna
4.      Coba anda jelaskan dengan menggunakan penjelasan yang rasional terhadap proposisi yang mengatakan bahwa puasa dapat meningkatkan kecerdasan intelektual
5.      Apa yang anda ketahui tentang kausalitas, coba anda jelaskan konsep karma sebagai teori moral yang berdifat kausalitas. Bagaimana dengan Islam, sebutkan ayat al-Qur’an dan hadis yang menjelaskan tentang kausalitas
jawaban
 


1.        Probabitas apriori, yaitu disusun berdasarkan perhitungan akal, bukan atas dasar pengalaman.
Contoh: untuk menetukan beberapa kemungkinan mata dadu yang bakal keluar maka mempunyai kemungkinan 1/6, karena sebuah mata dadu mempunyai 6 muka.
§  Probabiilitas relativ frekuensi,yaitu probabilitas yang disusun berdasarkan statistik dan fakta-fakta empiris.
Contoh: probabilitas tentang gagalnya tembakan pistol adalah 5. Maksudnya  bahwa setiap 100 kali pistol ditembakkan maka paling tidak 5 kali diantaranya macet.
2.        Silogisme hipotetik menurut Asy-ariyah tentang qada dan qadar
Premis mayor  :Jika Allah mempunyai kehendak yang mutlak, maka Allah berkuasa menentukan qada dan qadar manusia.
Premis minor   : Allah mempunyai kehendak yang mutlak
Kesimpulan     : Jadi, Allah berkuasa menentukan qada dan qadar manusia.

§  Silogisme hipotetik menurut Maturidiyah tentang qada dan qadar
Premis mayor    : jika perbuata tuhan dibatasi atau tidak mutlak, maka ada peran manusia di dalamnya.
Premis minor   : perbuatan tuhan tidak mutlak
kesimpulan      : ada peran manusia di dalmnya
Premis mayor    :jika manusia berperan didalam menciptakan perbuatannya maka qada dan qadar bukanlah semata-mata ditentukan oleh Allah.
Premis minor   : manusia berperan didalam menciptakan perbuatannya
kesimpulan          : qada dan qadar bukanlah semata-mata ditentukan oleh Allah.

3.        Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk.
§  Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
§  Mengapa para peneliti lebih banyak menggunakan generalisasi yang tidak sempurna? Karena jika peneliti menggunakan generalisasi yang sempurna akan membutuhkan banyak biaya, waktu yang panjang dan melibatkan banyak pihak karena harus meneliti semua sampel satu persatu. Sedangkan pada generalisasi tidak sempurna tidak perlu biaya yang banyak dan melibatkan banyak pihak karena hanya meneliti beberapa sampel saja sebagai perwakilan.

4.        Otak merupakan titik sentral di dalalm rongga tubuh manusia untuk berfikir, belajar dan bekerja. Ini berarti selama lambung kosong, sewaktu berhenti sejenak dari bekerja keras karena puasa, maka cara berfikir jadi lebih cemerlang. Dengan mengendalikan makanan akna tercipta konsentrasi dan pemusatan pikiran yang berarti meningkatkan IQ.
Menurut ilmu biologi, sewaktu usu dan perut melakukan proses pencernaan, otak tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik. Ini disebabkan tenaga dan pengaliran darah tertumpu pada kerja-kerja penghadangan makanan.
Sebab itulah jika kita melakukan aktifitas-aktifitas yagng menggunakan otak seperti berfikir atau membaca ketika kenyang, maka kita menjadi mengantuk dan lemah daya fikirnya. Tetapi ketika berpuasa, tenaga dan pengaliran darah tertumpu pada otak. Ini menjadikan otak dapat bekerja dengan lancar dan daya fikir menjadi tajam.
Puasa sebenarnya tidak akan melemahkan fisik seseorang atau menyebabkan seseorang menjadi kekurangan gizi. Puasa justru dapat menghidupkan pikiran dan meningkatkan kecerdasan IQ.

5. Hukum kausalitas merupakan salah satu kebenaran yang diakui dan disetujui manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Prinsip ini menyatakan bahwa setiap sesuatu memiliki sebab. Kausalitas termasuk di antara prinsip-prinsip yang niscaya lagi rasional. Karena, manusia mendapati di kedalaman wataknya suatu pendorong yang berupaya menjelaskan apa yang ditemuinya dengan mengungkapkan sebab-sebabnya. Dorongan tersebut ada secara fitri dalam watak manusia, bahkan ada pada beberapa jenis hewan. Hewan akan memperhatikan sumber gerak secara instinktif dan sebab gerak tersebut, kemudian akan mencari sumber suara untuk mengetahui sebabnya.
§  Hukum Karma [Kamma Niyama] merupakan salah satu dari hukum Alam yang terjadi karena prinsip hukum Sebab dan Akibat, dimana setiap suka ataupun duka pasti ada penyebabnya. Tiada sebab maka tiada akibat. Segala penderitaan akan dapat dihindari apabila dapat diketahui sebabnya. Penyebab tunggal dari segala bentuk penderitaan adalah kemelekatan terhadap nafsu keinginan duniawi

§  Terkait dengan prinsip kausalitas dalam perspektif filsafat Islam, teks-teks agama telah memberikan porsi yang jelas terhadap prinsip tersebut. Berikut adalah ayat-ayat yang dijadikan landasan untuk mengkaji masalah kausalitas,
$¯RÎ) ¨@ä. >äóÓx« çm»oYø)n=yz 9ys)Î/
“Sesungguhnya segala sesuatu itu Kami ciptakan dengan ukuran.” (QS 54:49).

t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu£s)sù #\ƒÏø)s?
“Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” (QS. 25:2).
Èe@ä3Ï9ur BQöqs% >Š$yd
“Dan segala sesuatu di sisi-Nya ada ukurannya” (QS. 13:7)
Dari ayat-ayat ini dapat difahami terdapat sistem yang khusus dan urutan tertentu dalam praktik penciptaan. Kehendak Allah untuk mewujudkan adalah kehendak-Nya dalam menciptakan sistem-Nya itu sendiri. Dari sini lahirlah hukum sebab-akibat (kausalitas). Artinya adalah bahwa setiap akibat memiliki sebab yang khusus untuknya, dan setiap sebab memiliki akibat khusus pula. Tidak mungkin suatu akibat muncul dari suatu sebab yang mana saja, dan muncul akibat apa saja. Pada hakikatnya, setiap perwujudan menempati tempat tertentu dalam hukum sebab-akibat. Artinya, bahwa akibat harus dimiliki oleh suatu sebab tertentu yang selanjutnya menjadi sebab bagi sesuatu yang tertentu berikutnya. Inilah pengertian rnendalam dari ayat yang mulia tersebut di atas.

Kelompok Mantiq                 10

1.      Ahli ilmu kalam telah mengungkapkan eksistensi Tuhan dengan menggunakan silogisme kategorik, menurut mereka tuhan adalah immaterial sebagai premis mayor. Setiap immateri adalah tidak berubah –premis minor tuhan adalah tidak berubah- konklusi
2.      Qadariah dan mu’tazilah mereka mnyusun proposisi hipotetik dan silogisme, hipotetik tentang sifat sifat tuhan. Menurut mereka, jika sifat sifat tuhan berwujud dilaur esensi, maka tuhan tersusun dari elemen esensi dan sifat. Jika tuhan tersusun dari elemen esensi dan sifat, maka tuhan sama dengan makhluk yang sifatnya baru. Berbilang dan tidak sempurna. Tuhan tidak tersusun dari elemen esensi dan sifat. Jadi tuhan tidak sama dengan makhluk yang sifatnya  berbaru dan berbilang, tidak sempurna. Coba anda buat silogisme hipotetik tentang sifat tuhan yang disusun oleh Asyariyah dan Maturidiyah.
3.      Coba anda tulis proposisi kategorik dan hipotetik yang dibuat oleh Plato, Aristoteles, Budha, tao, lau Tse, dan Nabi Muhammad saw
4.      Apa persamaaan dan perbedaan antara generalisasi, silogisme, analogi, lipotesa, dan teori. Berikan contohnya
5.      Coba anda sebutkan rumusan-rumusan ketika anda membuat hipotesis, terhadap suatu fenomena empiris yang sedang anda hadapi
jawaban
 


1.      Silogisme Kategorik tentang hakekat alam
مقدمة كبرى/premis mayor    → Alam tersusun dari unsure yang substansi
مقدمة صغرى/premis minor   → sikap yang tersusun dari unsure ini, unsure substansi dan Accidents adalah                    berubah-ubah.
ناتجة/konklusi         Alam berubah-ubah
Contoh lain:
Premis mayor        → Alam berubah-ubah
Premis minor         → setiap yang berubah-ubah adalah baru
Konklusi    Alam baru
2.      Asyariyah
Jika sifat tuhan itu di luar esensi tuhan.
 maka sifat tuhan bukan esensi tuhan.
Sifat tuhan di luar esensi tuhan.
Jadi sifat tuhan bukan esensi tuhan
Maturidiyah
Jika sifat tuhan itu di luar esensi dan juga tidak di dalam tuhan.
Maka sifat tuhan bukan dzat dan juga bukan esensi tuhan.
Sifat tuhan bukan di dalam dzat-Nya dan juga bukan di luar dzat-Nya
Jadi sifat tuhan itu bukan esensi tuhan dan juga bukan di luar tuhan
3.      Tulis Proposisi kategorik dan Hipotetik yang di buat oleh
1.      Plato
2.      Aristoteles
3.      Budha
4.      Lao tse
5.      Nabi Muhammad

Jawaban
1.      Plato
Proposisi Kategorik : Umumnya Negara-negara eropa menganut system kerajaan
Proposisi hipotetik : Jika pemerintahan dipegang oleh kaum aristocrat, maka pemerintahan digerakkan olehputera terbaik dan terbijak dalm negeri itu.
2.      Aristoteles
Proposisi Kategorik : Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan kejahatan.
Proposisi Hipotetik: Jika seseorang telah dapat merenungi dalam-dalam seni memerintah, Maka ia yakin bahwa nasib suatu imperium tergantung pada pendidikan anak mudanya.
3.      Budha
Proposisi Kategorik : Agama Budha terbuka untuk siapa saja.
Proposisi Hipotetik : Jika seseorang ingin lebih dekat kepada kebenaran sejati, maka ia harus bertapa dan bertahun-tahun puasa untuk menahan nafsu.
4.      Lao Tse
Proposisi Kategorik : Tao berarti Hukum alam.
Proposisi Hipotetik : Jika seseorang ingin menjadi Pribadi manusia sebenarnya, maka kesederhanaan dan kewajaran merupakan hal yang menjadi anjuran.
5.      Nabi Muhammabd
Proposisi kategorik : Setiap kalian adalah Pemimpin.
Proposisi hipotetik : Jika seseorang wafat, Maka terputuslah semua amalnya kecuali 3 hal yaitu Shodaqoh jariyah, Ilmu yang bermanfaat, Anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuannya.
4.      Persamaan dan perbedaan antara generalisasi, silogisme, analogi, hipotesa dan teori.
·         Generalisasi itu adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju fenomena umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis yang belum diselidiki. Kebenaran kesimpulan yang dihasilkan sering kali tidak sampai kebenaran yang pasti (relative), dan bersifat kemungkinan (probabilitas).
Contoh:           -Mahasiswa UIN disiplin
                              - Mahasiswa UIN disiplin
                              - Mahasiswa UIN disiplin
                              Jadi, semua Mahasiswa UIN disiplin
·         Analogi adalah berbicara tentang dua hal yang berlainan dan dua hal ini dibandingkan, karena memiliki persamaan yang principal.
Contoh:           -Ali rajin maka ia lulus
                              -Budi rajin
                              -Ahmad rajin
                              -Amir rajin
                              -Haidir rajin
                              Jadi, Budi, Ahmad, Ahmad, Amir, dan Haidir rajin maka ia lulus
·         Untuk melahirkan konklusi atau kesimpulan harus ada pangkal umum tempat kita berpijak di dalam silogisme. Pangkal umum disini adalah proposisi pertama sebagai pernyataan universal  yang ditandai dengan kata “semua” untuk menegaskan adanya sifat yang berlaku pada benda itu. Pangkalan umum kita hubungkan dengan permasalahan yang lebih khusus, melalui term yang ada padanya. Pangkalan khusus itu adalah pernyataan kedua. Meskipun ia juga merupakan pernyataan universal tetapi ia berada hukumnya di bawah proposisi pertama.
Contoh:           -Semua manusia tidak lepas dari kesalahan
                              -Semua cendikiawan adalah manusia
                              -Semua cendikiawan tidak lepas dari kesalahan
·         Hipotesa atau dugaan sementara dan sifatnya probabilitas yang dilihat dari bukti-bukti terkait
Contoh:           -TV hilang
                              -Pintu terbuka
                              -Ada pencuri tadi malam
·         Teori adalah interprestasi dari kata-kata, kecuali dari pemikiran deduktif, semua penalaran, juga semua pemikiran intelek adalah merupakan penyusunan dan pengujian dari teori. Setiap teori berawal dari hipotesa. Keduanya tidak ada perbedaan prinsip, kecuali hanya graduasi daja. Hipotesis juga merupakaninterprestasi dari fakta, ia juga disusun berdasarkan fakta, tetapi kebenarannya belum diuji. Sedang teori kebenarannya telah teruji. Oleh karena itu dalam arti kasar, teori juga mencangkup hipotesis.
5.      Rumusan-rumusan hipotesa:
·         Pengumpulan data
·         Pembuatan hipotesa
·         Analisis data
·         Kesimpulan hipotesa.